Jumat, 22 Januari 2016

CONTOH PROPOSAL PENETILIAN TERBARU 2016 | BY: PERDANA PUTRA KHAIR

PROPOSAL PENELITIAN

 PERDANA PUTRA KHAIR
02320120204
ACCOUNTING
MANAGERIAL ACCOUNTING

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016










BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Dunia usaha di era globalisasi ini terdapat persaingan semakin ketat dan semakin maju cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Dalam rangka inilah maka dikembangkan pemikiran dan pengkajian untuk mendapatkan cara-cara yang lebih baik guna menghasilkan produksi secara optimal, sehingga dapat mencapai sasaran secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.
Salah satu faktor yang kerap kali menjadi pertimbangan penting untuk menjalankan usaha dengan baik, terutama bila dikaitkan dengan masalah produksi adalah biaya produksi. Di dalam pelaksanaan produksi dari suatu perusahaan, biaya produksi merupakan salah satu variabel yang tidak boleh dilupakan. Terkendalinya biaya produksi ini akan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari pengendalian produksi secara keseluruhan.
Pentingnya masalah biaya produksi sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengendalian produksi, maka hal ini perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan industri, khususnya industri semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep. Mengingat bahwa perkembangan bisnis semen dewasa ini cukup menggembirakan, selain itu produksi semen merek Tonasa cukup terkenal dan memiliki peningkatan penjualan yang cukup tinggi, oleh karena itu untuk menjaga eksistensi perusahaan agar tetap eksis dalam penjualannya, maka perusahaan perlu memperhatikan mengenai anggaran biaya produksi semen yang dikeluarkan oleh perusahaan, yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik.
Berdasarkan fenomena yang terjadi pada perusahaan, nampak bahwa produksi yang dilaksanakan di dalam perusahaan belum dapat mencapai sasaran dari pengendalian produksi, dimana biaya produksi tidak efisien sehingga berpengaruh terhadap laba operasional perusahaan. Tidak efisiennya penggunaan biaya produksi yang selama ini terjadi dalam perusahaan, nampak  dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan, sehingga laba operasi yang diperoleh perusahaan tidak sesuai dengan yang ditargetkan. Faktor yang menyebabkan tidak tercapainya laba perusahaan khususnya pada biaya tenaga kerja, yakni meningkatnya penggunaan jam tenaga kerja langsung dalam produksi serta biaya-biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sehingga dengan adanya fenonema tersebut maka upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan analisis anggaran dan realisasi biaya produksi pada PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS  agar dapat dijadikan sebagai alat pengendalian biaya produksi kelapa sawit.
Namun pada dasarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan sering kali terjadi kelebihan dan  kekurangan biaya dalam aktivitasnya. Dengan terjadi kelebihan dan kekurangan biaya maka akan mengakibatkan efisiensi produksi tidak akan tercapai sehingga menghambat masalah pencapaian  suatu tujuan dalam perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya merupakan faktor utama dalam menjalankan perusahaan baik perusahaan perdagagan, industri maupun  perusahaan  jasa. Disamping itu juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengambillan keputusan manajemen, sehingga diperlukan suatu teknik/strategi untuk meminimalkan biaya tersebut. Untuk dapat melaksanakan hal tersebut suatu organisasi perusahaan perlu untuk menyusun urutan prioritas pencapaiannya dalam mencapai tujuan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu bentuk penjabaran sarana mencapai tujuan perusahaan bentuk suatu periode tertentu adalah sangat diperlukan adanya anggaran yang matang dalam pelaksanaan dan pengendalian biaya secara efektif dan efisien agar hal tersebut dapat terwujud, maka anggaran dan realisasinya harus mendapat pengawasan yang terkoordinasi dan terencana dengan baik, anggaran tersebut harus dapat dijadikan suatu standar atau anggaran yang kemudian dibandingkan dengan pelaksanaan yang sudah terealisasikan dengan benar. Anggaran disusun dapat berdasarkan  pada hasil kerja periode yang lalu maupun perkembangan keinginan masyarakat.
PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi minyak kelapa sawit/CPO dan kernel/minyak inti sawit, yang mana dalam menjalankan kegiatan operasinya diperlukan penganggaran biaya produksi, karena biaya produksi adalah jumlah biaya yang di keluarkan oleh perusahaan untuk memproses bahan baku dan barang jadi.   PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS dalam memasarkan hasil produksinya kepada eksportir dan pabrik minyak goreng menuntut adanya manajemen yang baik untuk mengelola kegiatan operasinya agar lebih efektif dan efisien dalam bekerja. Dengan demikian pihak manajemen perusahaan merupakan pusat pertanggung  jawaban atas segala kegiatan / aktivitas perusahaan. Salah satu faktor yang harus di perhatikan perusahaan adalah biaya produksi, dimana biaya prooduksi merupakan biaya bahan baku menjadi produk jadi. Dalam hubungannya dengan uraian tersebut maka manajemen perusahaan berkewajiban untuk menyusun suatu cara atau teknik merencanakan besarnya biaya produksi perhitungan biaya secara keseluruhan  sangat penting, mulai dari saat proses produksi sampai produksi itu siap untuk dipasarkan, guna mengetahui berapa besarnya laba yang akan diterima dari usaha yang akan dijalankan oleh suatu perusahaan. Bila diterapkan khusus pada biaya produksi, biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, untuk mengelolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan biaya standar bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik.
PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS dalam menjalankan aktifitasnya sebagai perusahaan yang bergerak dibidang produksi minyak kelapa sawit/CPO dan kernel/minyak inti sawit , salah satu cara yang ditempuh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah perlu ditunjang oleh adanya peranan standar biaya produksi. Standar biaya produksi adalah rencana biaya produk yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Disamping itu ketidak efisienan standar biaya produksi yang  dilaksanakan oleh suatu perusahaan mengakibatkan penyimpangan biaya produksi, sehingga perusahaan berkeinginan untuk melakukan evaluasi atas biaya standar produksi yang telah ditetapkan.
Melihat pentingnya penganggaran biaya sebagai alat pengendalian pada perusahaan, maka peneliti tertarik untuk memilih judul : “Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian pada PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS

B.       Masalah Pokok
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah pokok pada penelitian ini adalah “Apakah anggaran biaya produksi pada PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS  telah diterapkan secara efektif dan efisien.
C.       Tujuan Kegunaan Penelitian
1.         Tujuan Penelitian
a.    Untuk menganalisis efektifitas anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian perusahaan.
2.         Kegunaan Penelitian
a.    Sebagai bahan referensi bagi peneliti – peneliti berikutnya yang berkaitan dengan analisis penganggaran biaya.
b.    Untuk memberikan hasil pemikiran yang positif dan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan penganggaran biaya yang lebih sesuai untuk pengendalian.
D.      Hipotesis
Dari permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti akan memberikan dugaan sementara atas masalah tersebut, yaitu “Bahwa anggaran biaya produksi yang diterapkan di perusahaan PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS  belum berjalan secara efektif ”.





BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA
A.       Tinjauan Umum tentang Anggaran Perusahaan
1.    Pengertian
Anggaran Perusahaan merupakan suatu proses sejak persiapan, penyusunan rencana, implementasi rencana tersebut, pengawasan pelaksanaannya, evaluasi serta follow up-nya.
Adapun beberapa pengertian tentang penganggaran menurut ahli sebagai berikut :
a.       D. Sunardji (1984:24), anggaran perusahaan disebut juga perencanaan dan pengendalian laba dan komprehensif (comprehensive profit planning and control), atau manajerial budgeting, comprehensive budgeting atau budgeting saja.
b.      Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:45), anggaran didefinisikan sebagai pernyataan financial atau kuantitatif dari rencana tindakan dan sebagai alat bantu untuk mengkordinasi dan mengimplementasi rencana.
c.       Herawati dan Sunarto (2002:33), mengemukakan bahwa anggaran adalah merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan  datang.
Dari beberapa pengertian diatas, jelas bahwa anggaran  merupakan hasil dari penyusunan anggaran untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan.
Hubungan antara anggaran perusahaan dengan akuntansi adalah sebagai berikut :
a.    Akuntansi menyediakan data historis untuk tujuan analisis dalam menyusun rencana perusahaan.
b.    Komponen anggaran perusahaan yang dinyatakan secara finansial, pada umumnya disusun dlam formal akuntansi.
c.    Akuntansi menyediakan data akrual yang akan digunakan untuk evaluasi.
Sedangkan Munandar (1994:78), Hubungan antara anggaran perusahaan denggan akuntansi dijelaskan sangat erat, dimana pengertian akuntansi sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan pencatatan, penggolongan, peringkasan, penganalisisan serta melakukan interprestasi terhadap peristiwa – peristiwa keuangan yang terjadi dan yag dilakukan oleh perusahaan.
Konsep anggaran perusahaan  mencakup berbagai pendekatan maupun teknik manajemen yang dapat dimanfaatkan seperti misalnya sales forecasting, capital budgeting, cash flow analysis, break even analysis, budget variable, standard cost accounting, perencanaan dan pengendalian  produksi, perencanaan tenaga kerja, cost control dan  sebagainya.

2.    Manfaat Anggaran Perusahaan
A. Gunawan dan A. Marwan (2003:26), perkembangan anggaran perusahaan dipandang dari segi manfaat yang ingin diperoleh pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga tahapan. Ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Anggaran sebagai alat penaksir.
b.    Anggaran sebagai plafon dan sekaligus alat pengatur otorisasi pengeluaran dana atau kas.
c.    Anggaran sebagai alat penilaian efiensi.
3.    Syarat – syarat Penyusunan Anggaran
Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam penyusunan suatu anggaran perusahaan, yaitu anggaran tersebut harus :
a.    Realistis
b.    Luwes
c.    Kontinu
Anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan apabila hal-hal berikut ini tidak diperhatikan :
a.       Pembuat anggaran tidak cakap.
b.      Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas
c.       Pelaksana tidak cakap.
d.      Dana tidak cukup.
e.       Tidak didukung oleh masyarakat.

4.    Tujuan Penyusunan Anggaran
Berikut ini beberapa tujuan penyusunan anggaran, yaitu :
a.    Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.
b.    Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c.    Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
d.    Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e.    Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran akan lebih jelas dan nyata terlihat.
f.      Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.         
5.    Anggaran sebagai alat pengendalian
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa setiap oknum pemerintah dapat dikendalikan oleh anggaran.
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya :
a.  Overspending
Overspending ialah membelanjakan anggaran secara belebihan / terlalu banyak
b.  Underspending
Underspending adalah membelanjakan anggaran dibawah nilai anggaran
c.   Misapproprition
Misappropriation yaitu penyalahgunaan / penyelewengan / penggelapan anggaran atau salah sasaran dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas.  
Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:
a.    Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan
b.    Menghitung selisih anggaran
c.    Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan atas suatu varians
d.    Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
Cara melakukan pengendalian tersebut adalah pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam proses pembuatan anggaran harus dapat merencanakan anggaran untuk masyarakat sehingga penggunaan anggaran akan menjadi tepat guna dan tepat sasaran, tidak berlebih, tidak kurang, dan tidak ada penyalahgunaan ataupun salah sasaran.
6.    Organisasi Penyusunan Anggaran
Mulyadi (2001:90), dalam organisasi penyusunan anggaran terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran, yaitu komite anggaran, departemen anggaran, dan para manajer pusat pertanggungjawaban. Penyusunan rancangan anggaran perusahaan dikoordinasikan dan diadministrasikan oleh dua unit organisasi, diantaranya :
a.    Komite Anggaran
Komite anggaran merupakan unit organisasi ad hoc yang mengkoordinasikan berbagai jenis usulan anggaran dari berbagai pusat pertanggungjawaban untuk kemudian disusun menjadi rancangan anggaran induk (master budget).
Komite anggaran terdiri dari :
1).   Direktur utama, sebagai ketua merangkap anggota komite
2).   Direktur pemasaran, sebagai anggota
3).   Direktur produksi, sebagai anggota
4).   Direktur keuangan dan administrasi, sebagai anggota
5).   Manajer departemen keuangan, sebagai sekretaris komite
Tugas komite anggaran, antara lain sebagai berikut:
1)      Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok perusahaan untuk tahun anggaran.
2)      Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan pokok tersebut kepada para manajer pusat pertanggungjawaban.
3)      Menelaah rancangan anggaran yang diajukan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban.
4)      Melakukan negosiasi dengan para manajer pusat pertanggungjawaban mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan.
5)      Mengajukan rancangan anggaran perusahaan secara keseluruhan kepada dewan komisaris dan rapat umum pemegang saham (RUPS)
6)      Menelaah anggaran yang telah disetujui oleh dewan komisaris dan RUPS.
7)      Melakukan negosiasi dengan para manajer di pusat pertanggungjawaban mengenai anggaran yang telah disahkan oleh RUPS.
8)      Melakukan revisi anggaran, sesuai dengan kebijakan rapat umum pemegang saham (RUPS).   
b.    Departemen anggaran
Fungsi dari departemen anggaran, antara lain :
1)        Menerbitkan prosedur dan formulir untuk persiapan rancangan anggaran setiap pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan.
2)        Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan.
3)        Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban.
4)        Mengelolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi rancangan anggaran induk (master budget).
5)        Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan rekomendasi kepada komite anggaran.
6)        Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi.
7)        Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran perusahaan.
  
7.    Metode Pembuatan Anggaran
Harahap (2002:43), ditinjau dari siapa yang membuatnya maka penyusunan budget dapat dilakukan dengan cara :
a.    Otoriter (top down)
Metode otoriter disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama atau tidak tepat.

b.    Demokrasi (bottom up)  
Metode demokrasi disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun budget yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun budget dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut.

c.    Campuran (top down dan bottom up)
Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Disini perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.


B.       Tinjauan Umum tentang Biaya
1.    Pengertian
Menurut beberapa ahli, menyatakan bahwa biaya dapat diartikan sebagai berikut :
a.    Mulyadi (2005:64), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tersebut.
b.    Mursyidi (2008:73), Biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
c.    Witjaksono Armanto (2006:25), Biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
d.    Madiasmo (2000:60), mengemukakan bahwa biaya dalam arti luas adalah penggunaan sumber-sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang yang terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk objek atau tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang dan jasa yang diukur dalam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
2.    Jenis - jenis Biaya
Maidin (2003:79), biaya dapat dikelompokkan menjadi beberapa kriteria, yaitu :
a.    Pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi
1).  Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeuarkan walaupun tidak ada pelayanan.
2)    Biaya Variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah nilai yang dipengaruhi oleh banyaknya output.
3).  Total cost
       Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variable cost, yang dalam persamaannya adalah sebagai berikut :
TC = FC + VC
b.    Pembagian biaya berdasarkan lama penggunaanya
1).   Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaanya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi di tetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya berhubungan dengan pembagunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produsi (alat poduksi).
2).   Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun).
3).   Biaya Total
Biaya total, adalah jumlah dari biaya investasi ditambah biaya operasional, dalam persamaan :
TC = IC + OC
c.    Pembagian biaya berdasarkan fungsi atau aktivitas sumber biaya
1).   Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung, adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi (aktivitas) langsung terhadap output.
2).   Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung, adalah biaya yang dibebankan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tidak langsung ) terhadap output.
3).   Total Cost
Total Cost, merupakan penjumlahan dari direct cost dan indirect cost, yang dirumuskan :
TC = DC + IC
3.    Objek Biaya
Objek biaya (cost object) atau tujuan biaya (cost objective) adalah sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur. Berikut adalah aktivitas atau item-item yang dapat menjadi objek biaya :
a. Produk, Proses
b. Batch dari unit-unit sejenis , Departemen
c. Pesanan pelanggan, Divisi
d. Kontrak, Proyek
e. Lini produk, Tujuan strategis
C.       Tinjauan Umum tentang Biaya Produksi
1.    Pengertian
Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan perusahaan untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan baku yang akan di gunakan untuk menghasilkan suatu produk.
Berikut beberapa pengertian biaya produksi menurut beberapa ahli sebagai berikut :
a.       Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. (2006:52) yang diterjemahkan oleh Hinduan (2006:54) biaya produksi adalah: “biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk”.
b.      Hansen dan Mowen dalam terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006:60) juga menyatakan bahwa biaya produksi merupakan: “biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”.
c.       Abdul Halim (1988:62), Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu di jual.
Dari beberapa pengertian diatas, jelas sekali bahwa biaya produksi merupakan biaya-biaya kegiatan yang dimulai dari memproses bahan baku menjadi bahan jadi. Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :
a.      bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
b.      bahan-bahan pembantu atau penolong
c.      upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d.      penyusutan peralatan produksi 
e.      uang modal, sewa
f.       biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
g.      biaya pemasaran seperti biaya iklan
h.      pajak
2.    Jenis - jenis Biaya Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
a.         Biaya bahan baku (direct material Cost).
Biaya bahan baku merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
b.         Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Biaya tenaga kerja merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan - kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
c.         Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) 
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.
Elemen - elemen dari biaya Overhead Pabrik antara lain sebagai berikut :
a.      Biaya bahan penolong 
b.      Biaya tenaga kerja tidak langsung 
c.      Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap 
d.      Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin 
e.      Biaya listrik dan air pabrik 
f.       Biaya asuransi pabrik 
g.      Operasi lain – lain.
3. Proses Produksi
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses produksi dibagi menjadi dua macam yakni:
a.         Produksi atas dasar pesanan 
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode).
b.         Produksi masa 
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan
D.    Tinjauan Umum tentang Perusahaan
1.    Pengertian
Menurut beberapa ahli pengertian perusahan adalah sebagai  berikut :
a.    Webter’s Dictionary (2004:33), perusahaan adalah bussines establishment or commercial house, yaitu  lembaga bisnis atau badan  komersial.
b.    Rietveldt J. C. (2005:45) perusahaan atau badan usaha suatu organisasi perusahaan yang ditujukan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan.
c.    D. H. Basu Swastha  dan Sukotjo Ibnu (2003:36), perusahaan adalah suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinasikan sumber – sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.
d.    Sumarni Murti dan Soeprihanto John (2001:62), perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber – sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan definisi atau pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan merupakan salah satu bentuk usaha yang mencari suatu keuntungan atau laba, baik yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan, bergerak dalam bidang usaha produksi barang, dan bergerak dalam bidang usaha jasa dan memiliki suatu struktur organisasi, manajemen, lokasi dan karyawan atau pegawai. Jadi suatu usaha yang tidak memiliki struktur organisasi, manajemen, lokasi dan karyawan, tidak dapat disebut sebagai perusahaan.
2.   Jenis perusahaan
Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar jenis perusahaan dapat digolongkan:
a.    Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Contoh dari perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara, tukang cukur, dan lain-lain.

b.    Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang jadi dan menjual kembali tanpa melakukan pengolahan lagi. Contohnya, adalah dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lain-lain.
c.    Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual bahan jadi tersebut. Contohnya, adalah pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain.
3.   Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan pada umumnya ialah untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai - nilai tertentu.
Tujuan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :
a.    Tujuan Pelayanan Primer
Tujuan pelayanan primer adalah pembuatan barang / jasa yang dijual     untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b.    Tujuan Pelayanan Sekunder
Tujuan pelayanan sekunder merupakan nilai-nilai yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan primer.
Namun secara umum, tujuan perusahaan dapat berupa :
a.    Mencapai keuntungan maksimal
b.    Mempertahankan kelangsungan hidup
c.    Mengejar pertumbuhan
d.    Menampung tenaga kerja


E.     Tinjauan Umum tentang Pengendalian
1.    Pengertian
Pengertian pengendalian yang dikemukakan oleh beberapa ahli mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Namun pada prinsipnya adalah sama, sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebgai berikut :
a.    Kosasih (2000:56), control (pengendalian) adalah proses dimana aktivitas suatu organisasi disesuaikan dengan rencana tindakan yang dikehendaki dan rencana itu sendiri sesuai pula dengan aktivitas organisasi.
b.    Welsh (1998:79), dalam penyusunan anggaran perusahaan, perencanaan dan pengendalian laba, bahwa pengendalian dapat didefinisikan dengan ringkas sebagai tindakan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa tujuan-tujuan, rencana-rencana, dan standar sedang dicapai.
c.    Supriyono (2000:92), mengemukakan bahwa pengendalian adalah proses manajemen yang bertujuan untuk menjamin bahwa setiap bagian organisasi berfungsi dengan efisien (berdaya guna) dan efektif (berhasil guna) secara maksimal.
Dari beberapa penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian adalah segala tindakan atau usaha yang dilakukan agar apa yang telah direncanakan semua dapat tercapai.



2.    Jenis jenis pengendalian
Ditinjau dari fokusnya, pengendalian dapat diklasifikasikan menjadi pengendalian pendahuluan, pengendalian bersamaan, dan pengendalian umpan balik.
a.    Pengendalian Pendahuluan (preliminary control)
Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiatan dimulai, maka sumber daya manusia, bahan modal yang diperlukan sudah dianggarkan. Beberapa teknik pengendalian yang biasa digunakan dalam pengendalian pendahuluan meliputi:
1). pemilihan dan penetapan karyawan
2). penarikan staf, pemeriksaan material, penganggaran modal, dan penganggaran keuangan.
b.    Pengendalian Bersama (concurret control)
Sementara pengertian pendahuluan memastikan ketersediaan sumber daya manusia, modal, dan bahan pengendalian bersama memantau operasi yang berjalan untuk memastikan bahwa berbagai tujuan tengah direalisasikan.
c.    Pengendalian Umpan Balik (feedback contol)
Metode pengendalian yang dipakai dalam bisnis meliputi:
1).   Analisa laporan keungan (finacial statement analysis)
2).   Analisa biaya standar (standard cost anlysis), Pengendalian     kualitas (quality control)
3).   Evaluasi kinerja karyawan (employee perfomnce evaluation).

3. Tujuan Pengendalian
a. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan -ketentuan dari rencana.
b.  Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan -penyimpangan.
c. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan -kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan - kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan.
Jadi, pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan pemanfaatan unsur - unsur manajemen efektif dan efisien.
Eleman-elemen Sistem Pengendalian antara lain sebagai berikut :
a.    Pelacak (Detector) atau sensor, sebuah perangkat yang mengukur apa yang sebenarnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
b.    Penaksir (assessor), suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari peristiwa aktual dengan membandingkanya dengan beberapa standar atau ekspetasi dari yang sebenarnya terjadi.
c.    Effektor, suatu perangkat (yang sering disebut feedback) yang mengubah perilaku jika penaksir (assessor) mengindikasikan kebutuhan yang dipenuhi.
d.    Jaringan komunikasi, perangkat yang meneruskan informasi antara pelacak (detector) dan penaksir (assessor) dan antara assessor dan effektor.
F.        Penelitian Terdahulu
Megalow (2007) dengan judul “Analisis Selisih Anggaran Biaya Pabrik Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Studi Kasus PT. Unitex, Tbk, yaitu sebuah perusahaan patungan Indonesia-Jepang yang bergerak dalam bidang tekstil terpadu (fully integrated textile manufacture). Penganggaran biaya pabrik pada PT. Unitex, Tbk ini dilakukan dengan metode demokrasi atau Bottom Up, yaitu bawahan yang menetapkan anggaran yang akan dibutuhkan untuk tahun berikutnya dan presiden direktur yang membuat keputusan mengenai anggaran yang akan digunakan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran dimulai dari manajer bagian atau divisi, kepala bagian, manajer keuangan, dan presiden direktur. Setelah dilakukan penganggaran dilakuan analisis varians sehingga diketahui beberapa penyimpangan yang signifikan antara realisasi dengan anggaran. Pengujian hipotesis juga dilakukan dengan uji t. pada uji t diketahui bahwa penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen perusahaan. Peneliti juga menawarkan beberapa rekomendasi pada PT. Unitex, Tbk.
Prawatningsih (2007) dengan judul “Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat pengendalian Keuangan Studi Kasus Badan Rumah Sakit Daerah Ciawi”. Rumah Sakit Daerah Ciawi merupakan salah satu rumah sakit yang berada di Kabupaten Bogor, pada tahun 2002 RSD Ciawi berubah status menjadi Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) Ciawi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 29 tahun 2002.
Penelitian ini mengungkapkan prosedur penyusunan anggaran belanja yang telah disuse oleh BRSD Ciawi tahun 2005-2006 dan evaluasi terhadap realisasinya. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran yaitu jumlah kunjungan pasien, jenis penyakit, rencana penambahan sarana fisik dan pelayanan baru, rencana penambahan karyawan, peraturan pemerintah, dan anggaran belanja tahun sebelumnya. Prosedur penyusunan anggaran belanja BRSD Ciawi menggunakan metode campuran (Top Down dan Bottom Up). Setelah dilakukan penganggaran dilakukan analisis varians, hasil dari analisis ini adalah secara keseluruhan penyimpangan yang terjadi favorable. Selanjutnya dilakukan uji t yang diperoleh kesimpulan anggaran belanja tahun 2005 masih dalam batas pengendalian dapat diterima. Namun pada anggaran belanja tahun 2006 ada yang termasuk dalam batas pengendalian dapat diterima dan ada pula yang termasuk tidak dalam batas pengendalian dapat diterima.
Dedeh (2009) dengan judul “Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Studi Kasus PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan perusahaan milik daerah yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Kotamadya Bogor.  Dalam melaksanakan perannya sebagai sebuah organisasi, PDAM memiliki perencanaan keuangan untuk masa depan yang terangkum dalam sebuah anggaran. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran operasional PDAM TPKB adalah realisasi kegiatan usaha semester I tahun berjalan, estimasi hasil kegiatan yang dapat dicapai pada semester II tahun berjalan, rencana jangka panjang, dan faktor penting lainnya yang tertuang dalam program-program tahunannya.
Prosedur penyusunan anggaran PDAM TPKB diawali dengan pengarahan dari direksi kepada kepala bagian, tiap-tiap bagian menyusun konsep anggarannya, konsep anggarannya, konsep anggaran diserahkan kepada tim penyusun anggaran untuk selanjutnya dibahas dalam rapat koordinasi, dilakukan perbaikan dalam penetapan anggaran, dan selanjutnya direksi mengajukan anggaran tahunan defenitif kepada badan pengawas untuk mendapat pengesahan. Setelah dilakukan penganggaran dilakukan analisis varians, hasil dari analisis ini adalah pada tahun 2006 total pendapatan memiliki penyimpangan favorable 0,98%. Pada total biaya langsung terjadi penyimpangan favorable 2,67%. Namun berbeda pada total biaya tidak langsung, pada biaya ini terjadi penyimpangan unfavorable -34,49%. Sedangkan laba bersih yang dihasilkan memiliki penyimpangan favorable 13,42%. Pada tahun 2007, penyimpangan favorable terjadi pada total pendapatan 1,80%. Hal tersebut berbeda pada total biaya langsung, penyimpanan yang terjadi pada biaya ini adalah unfavorable -5,73%. Sedangkan penyimpanan favorable terjadi pada total biaya tidak langsung yaitu 3,12%.
Terakhir analisis dilakukan pada laba bersih penyimpangan 2,75%, penyimpangan ini termasuk favorable. Selanjutnya dilakukan uji t yang diperoleh kesimpulan anggaran operasional dari tahun 2006 dan 2007 masih dalam batas pengendalian manajemen.  
Nani Nurani (2009),  dengan judul “Peranan Anggaran Biaya Opersional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen pada PT. Sariwangi AEA”.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah anggaran biaya operasional berperan sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian perusahaan dan untuk membandingkan realisasi dengan anggaran produksi yang telah ditetapkan perusahaan PT. Sariwangi AEA. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis yang dapat diukur secara tidak langsung, dapat diterangkan melalui keterangan, penjelasan-penjelasan, dan pembahasan-pembahasan secara teoritis dalam hubungan dengan peranan anggaran operasional sebagai alat pengendalian manajemen. Kemudian membandingkan hasil analisistersebut dengan teoritisnya.
Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari varians yang merupakan selisih dari realisasi dan anggaran. Selisih tersebut dapat dicari dengan cara mengurang realisasi dengan anggaran yang sudah di tetapkan oleh perusahaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini peranan anggaran biaya operasional sebagai alat pengendalian manajemen pada PT. Sariwangi AEA belum digunakan secara optimal, semua ini dapat terlihat dari adanya penyimpangan biaya yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan serta penerapannya biaya tidak dapat menekan biaya-biaya operasional yang ada pada perusahaan namun pada dasarnya anggaran biaya operasional yang diterapkan pada PT. Sariwangi AEA cukup mamadai.   
Anwar Kadir (2013) dengan judul “Analisis Penganggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Operasional pada Dinas Pendidikan Di Kabupaten Bone”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penganggaran yang dilaksanakan sebagai alat pengendalian biaya operasional pada Dinas Pendidikan di Kabupaten Bone. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah penganggaran sebagai alat pengendalian biaya operasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Bone sebanyak 128 orang, dengan sampel yaitu pegawai sebanyak 25 orang. Dalam menentukan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuisioner, wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penyebaran kuisioner menunjukkan bahwa penganggaran yang dilaksanakan berada pada kategori efektif dengan nilai keseluruhan yaitu 3487 dan begitu juga dengan anggaran biaya operasional yang dihasilkan selama 3 tahun yaitu tahun 2008-2010 termasuk efesien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Bone telah melaksanakan penganggaran secara efektif sebagai alat pengendalian biaya operasioal. Ini menunjukkan hipotesis yang diajukan “Diduga bahwa penganggaran telah dilaksanakan secara efektif sebagai alat pengendalian biaya operasional” dapat dibuktikan (diterima).
Astrid Harera Valentina (2010), dengan judul “Analisis Anggaran Operasional dan Realisasinya Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Penilaian Kinerja Perusahaan  Studi Kasus Hotel Permata Krakatau”. Hotel Permata Krakatau merupakan salah satu perusahaan yang berada di bawah PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC). Sebagai anak perusahaan PT. Krakatau Steel yang khususnya mengelola Commercial Property yang menjalankan suatu sistem manajemen, setiap kegiatannya membutuhkan anggaran termasuk anggaran operasional.
Sistem penganggaran operasional yang dijalankan pihak Hotel Permata Krakatau selama ini masih dikendalikan oleh pusat yaitu PT. KIEC. Hal ini berpotensi menyebabkan selisih anggaran yang terjadi pada beberapa komponen biaya operasional yang ada dalam penganggaran operasional Hotel Permata Krakatau yang bersifat merugikan bagi pihak Hotel Permata Krakatau. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran Hotel Permata Krakatau terdari dari faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal meliputi realisasi kegiatan usaha semester I tahun berjalan, estimasi hasil kegiatan yang dapat dicapai pada semester II berjalan, dan faktor penting lainnya yang tertera dalam program-program tahunannya, sedangkan faktor eksternal antara lain pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) dan laju inflasi. Penyusunan anggaran Hotel Permata Krakatau menggunakan metode campuran antara top down dan bottom up.
Setelah dilakukan penganggaran dilakukan analisis varians dan uji t, maka hasil yang diketahui bahwa selisih anggaran yang terjadi pada anggaran operasional dan realisasi Hotel Permata Krakatau pada tahun 2006, 2007  dan 2008 masih dalam batas pengendalian manajemen dan kinerja hotel dapat dikatakan baik. Peneliti juga menawarkan beberapa rekomendasi pada Hotel Permata Krakatau.








III. METODE PENELITIAN
A.       Lokasi dan Waktu Penelitian
1.      Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS yang berkantor pusat di Jl. Tgk. Imum Leung Bata No. 48 Banda aceh yang berkantor cabang di Jl. Barkah No.29 Manggarai Selatan Jakarta Selatan dan merupakan perusahaan yang bergerak di perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit.
2.      Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih dua bulan yaitu mulai pertengahan bulan Desember  sampai dengan bulan Februari 2016.
B.       Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penulisan ini. Untuk hal tersebut maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a.    Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data tentang biaya produksi yang berupa biaya anggaran pabrik yang diperoleh pada perusahaan PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS.
b.    Wawancara
Teknik interview yang dilakukan dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan sejumlah personil yang berhubungan dengan penelitian ini.
c.    Dokumentasi
Dokumentasi yaitu melalui dokumen – dokumen atau melalui berbagai literatur-literatur yang relevan guna melandasi analisa data yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
C.       Jenis dan Sumber Data
Dalam hubungan dengan metode pengumpulan data, maka peneliti menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut :
1.    Jenis Data
a.    Data kuantitatif
Data kuantitatif, yaitu data atau informasi yang berupa dokumen – dokumen yang diperoleh dari perusahaan menyangkut persediaan barang dagang yang dimiliki perusahaan.
b.    Data kualitatif
Data Kualitatif, yaitu berupa wawancara dengan pimpinan dan karyawan pada PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS.
2.    Sumber Data
a.    Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dengan pimpinan perusahaan, bagian penganggaran, bagian akuntansi biaya serta sejumlah  personil yang berhubungan dengan objek penelitian yakni PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS.  
b.    Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan  dokumen-dokumen perusahaan serta sumber-sumber lainnya yang  berupa biaya-biaya produksi yang diperoleh dari perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam hal ini PT. FAJAR BAIZURY & BROTHERS.
D.      Metode Analisis
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya, maka metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis Varians, yaitu metode yang digunakan untuk membandingkan antara anggaran biaya produksi dengan realisasi biaya produksi, dengan formulasi :
1.      Selisih Biaya Bahan Baku adalah perbedaan antara biaya sesungguhnya dengan biaya bahan baku menurut standar. Ada dua macam selisih biaya bahan baku, menurut Sunarto (2004 : 66) yaitu :
a.       Selisih harga bahan baku adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan harga, adapun rumus perhitungan dikemukakan oleh Sunarto (2004 : 66 ) :         
Selisih Harga = (HS-HSt) x KS
 
                
Dimana :
HS   = Harga bahan sesungguhnya dibeli
HSt  = Harga bahan menurut standar
KS   = Kuantitas sesungguhnya
b.      Selisih kuantitas bahan baku adalah perbedaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan menurut standar dan sesungguhnya, dapat dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Sunarto (2004 : 67) yaitu :      


Selisih Kuantitas = (KS-KSt) x HSt
 
 


             Dimana :

KS    =  Kuantitas sesungguhnya dipakai
KS t  =  Kuantitas menurut standar
HS­ t  =  Harga standar
2.      Selisih biaya tenaga kerja merupakan perbedaan antara biaya tenaga kerja sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja menurut standar.
Ada dua macam selisih biaya tenaga kerja langsung yaitu :
a.       Selisih tarif adalah selisih biaya tenaga kerja yang disebabkan perbedaan tarif upah standar dengan tarif upah rata-rata sesungguhnya. Rumus perhitungan selisih tarif menurut Sunarto (2004 : 67) adalah sebagai berikut :


Selisih Tarif  = (TS - TSt) JS
 
 

Dimana :
TS     =  Tarif sesungguhnya
TSt    =  Tarif standar
JS      =  Jam sesungguhnya
b.      Selisih efisiensi yaitu selisih yang disebabkan oleh perbedaan jumlah jam tenaga kerja standar dengan jumlah jam sesungguhnya untuk membuat sejumlah produksi. Rumus selisih efisiensi tenaga kerja menurut Sunarto (2004 : 68) adalah sebagai  berikut :        


Selisih Efisiensi = (JS -   JSt) x TSt
 
 


Dimana :
JS    =  Jam kerja sesungguhnya
JSt   =  Jam kerja menurut standar
TSt  =  Tarif standar
3.      Selisih biaya overhead pabrik adalah selisih biaya yang disebabkan adanya perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya overhead pabrik standar. (Halim, 1999 : 293)
Selisih biaya overhead pabrik dalam pembahasan ini menggunakan metode Empat Selisih. Model analisa empat selisih merupakan perluasan dari model analisa tiga selisih, dimana selisih efisiensi dipisahkan menjadi selisih efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap. Sehingga pada analisa empat selisih, selisih biaya overhead pabrik menjadi :
1) Selisih anggaran
2) Selisih kapasitas
3) Selisih efisiensi variabel
4) Selisih efisien tetap
Secara sistematis selisih biaya menurut model empat selisih dapat dirumuskan  sebagai berikut : (Halim, 1999 : 293)
1)      Selisih anggaran dengan rumus :
SA = BOPss – (KN x TTst) – (KPss x TVst)
Dimana :
SA        = Selisih anggaran
BOPss  = Biaya overhead pabrik sesungguhnya
KPss    = Kapasitas sesungguhnya
TVst     = Tarif variabel
KN       = Kapasitas normal
TTst     = Tarif tetap standar
2)      Selisih kapasitas dengan rumus sebagai berikut :
 SK = (KN - KPss) TTst
Dimana :
SK       =  Selisih kapasitas
KN      =  Kapasitas normal
KPss   =  Kapasitas sesungguhnya
TTst    = Tarif tetap
3)      Selisih efisiensi tetap, dengan rumus sebagai berikut :
      SET = (KPss - KPst) x TTst
      Di mana :
SET    =  Selisih efisiensi tetap
KPss   =  Kapasitas sesungguhnya
TTst    = Tarif tetap
KPst =  Kapasitas standar
4)      Selisih efisiensi variabel, dengan rumus sebagai berikut :
SEV = (KPss - KPst) TVst
Dimana :
SEV =  Selisih efisiensi variabel
TVst =  Tarif variabel
KPst =  Kapasitas standar
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional yang dikemukakan dalam pembehasan ini dapat dikemukakan berikut ini :
a)       Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai, dimana biaya yang dikeluarkan meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan  biaya overhead pabrik.
b)       Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematik  dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu  di masa yang akan datang.
c)       Pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu memonitoring laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan.
d)       Biaya standar adalah biaya yang direncanakan dan merupakan serangkaian sasaran yang bagi manajemen berfungsi sebagai pengontrol untuk memonitor hasil sesungguhnya.
Varians biaya produksi adalah selisih yang terjadi dengan membandingkan anggaran dari realisasi biaya produksi.





                                                            BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.       Rencana Jadwal Penelitian
Penelitian ini diperkirakan dapat selesai dalam waktu 4 (empat) bulan yaitu pada bulan Agustus hingga bulan November tahun 2015. Adapun rencana jadwal penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3 : Rencana Jadwal Penelitian
No.
Kegiatan
Oktober
November
Desember
Minggu
Minggu
Minggu
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
1
Persiapan
X
X
X
X








2
Pembuatan proposal




X
X
X
X




3
Seminar proposal








x



4
Penelitian lapangan









x


5
Pengolahan data










X
x
6
Seminar hasil












7
Seminar skripsi













B.       Perkiraan Biaya
Adapun  biaya yang digunakan dalam penulisan ini, sebagai berikut:
1.  Revisi hasil seminar proposal                        Rp.         200.000,-
2.  Penelitian lapangan                                       Rp.         400.000,-
3.  Pengolahan data                                           Rp.         250.000,-
4.  Analisis data                                     Rp.         150.000,-
5.  Seminar hasil penelitian                                 Rp.          900.000,-
Jumlah                                                        Rp.      1.900.000,-     
           
C.       Rencana Sistematika penulisan
Suatu penelitian memerlukan sistematika penulisan agar materi dalam penelitian ini dapat dipahami secara sistematis. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I       :     PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan hal yang menjadi latar belakang penulis dalam menyusun penelitian, dilanjutkan dengan masalah pokok dari penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian, dan manfaat dilaksanakannya penelitian ini.
BAB II      :      TINJAUAN PUSTAKA
                   Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti dan juga memperlihatkan penelitian terdahulu berkaitan dengan topik atau masalah yang diteliti serta pengembangan hipotesis dijelaskan.
BAB III :         METODE PENELITIAN
                   Bab ini terdiri dari lokasi dan waktu penelitian, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian , serta definisi operasional variabel penelitian.
BAB IV  :        GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Merupakan bab mengenai gambaran umum objek penelitian, yakni perusahaan yang dijadikan tempat penelitian.
BAB V   :        HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
                   Bab ini memuat hasil penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh lengkap dengsn pembahasanya.
BAB VI :         SIMPULAN DAN SARAN     
                   Merupakan bab yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran. Diakhiri dengan daftar pustaka beserta lampiran-lampiran.               
                

                 
                       
             

           
                       




Tidak ada komentar:

Posting Komentar