by: Perdana Putra
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa
karbon merupakan semua senyawa yang mengikat atom karbon (C), dengan pengecualian senyawa karbon seperti
oksida karbon, karbonat,dan sianida. Reaksi-reaksi kimia
pada senyawa karbon adalah reaksi adisi, esterifikasi, polimerisasi, yodoform, dan
reaksi redoks. Pada percobaan
ini akan diamati tentang reaksi adisi, polimerisasi, esterifikasi, redoks, dan
yodoform dimana masing-masing reaksi memiliki ciri khas.
Pada
percobaan ini kita melakukan 3 reaksi yaitu, reaksi pengesteran, reaksi redoks
dan reaksi yodoform. Esterifikasi adalah suatu asam karbosilat dan alcohol
menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini bisa juga
disebut dengan esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung
gugus –COOH dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat
dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam reaksi esterifikasi
merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Redoks
singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi adalah istilah yang menjelaskan
berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi
kimia. Oksidasi menjelaskan perlepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion sedangkan reduksi menjelaskan penambahan electron oleh sebuah
molekul, atom, atau ion.
Yodoform
adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol atau aseton
dan asetaldehid asam suasana basa. Reaksi yodoform adalah reaksi haloform
dimana dalam reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida
(NaOH dan KOH) sehingga menghasilkan iodoform.
1.2 Maksud Praktikum
Mempelajari beberapa aspek yang terkait dengan reaksi-reaksi
senyawa karbon seperti reaksi adisi, polimerisasi, esterifikasi, redoks, dan
yodoform.
1.3 Tujuan Praktikum
1.
Mengetahui reaksi
adisi, polimerisasi, esterifikasi, redoks, dan yodoform dari beberapa senyawa
karbon.
2.
Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang
terjadi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Senyawa
karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organic adalah suatu senyawa yang
unsure-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hydrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, halogen atau fosfor. Pada awalnya karbon ini secara tidak
langsung menunjukkan hubungannya dengan system kehidupan. Namun dalam
perkembangannya, ada senyawa organic yang tidak mempunyai hubungan dengan
system kehidupan. Hal ini terbukti pada abad ke-19, senyawa organic dapat
dibuat dari sumber-sumber yang tidak ada kaitannya dengan system kehidupan.
Sebagai contoh Fredric-Wohler pada tahun 1828 telah berhasil membuat urea (urea
adalah senyawa organic dari makhluk hidup yang berasal dari urin) dengan jalan
menguapkan garam ammonium sulfat yang merupakan senyawa anorganik menjadi
senyawa organic (Riswiyanto:2009).
Istilah
organik menyiratkan bahwa cabang ilmu kimia ini berkaitan dengan organism, atau
makhluk hidup. Semula, kimia organic memang hanya berkenaan dengan zat-zat yang
diperoleh dari makhluk hidup. Bertahun-tahun yang lalu, kimiawan menghabiskan
banyak waktu untuk mengekstraksi, memurnikan, dan menganalisis zat dari hewan
dan tumbuhan. Mereka termotivasi oleh keingintahuan alami tentang materi hidup
dan juga oleh keingintahuan alami tantang materi hidup dan juga oleh keinginan
untuk memperoleh bahan-bahan untuk obat, zat pewarna, dan produk berguna
lainnya dari alam (Hart: 2003).
Senyawa organik adalah senyawa kimia
yang molekulnya mengandung ikatan karbon dengan hidrogen (kecuali karbida,
karbonat dan oksida karbon). Contoh senyawa organik : protein, karbohidrat,
lemak, asam lemak, asam amino, asam format dan sebagainya. Contoh senyawa
anorganik : air, karbon dioksida, alkohol, natrium khlorida, asam karbonat, dan
lain-lain.Perbedaan antara kimia organik dan anorganik
adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen ( Rudi,2010 ).
Dan sifat dari
senyawa organik diantaranya adalah Sifat fisik : Non polar, tarik-menarik
antar molekul lemah, tidak larut dalam air, larut dalam senyawa organik (non
polar) dan sedikit polar. Pada suhu kamar dan tekanan 1 atm : C1 – C4 = gas
(tidak berbau) ,C5 – C17 =
cair (berbau bensin),C18 – dst = padat (tidak berbau), Titik didih
senyawa rantai lurus > titik didih senyawa rantai bercabang. Sifat kimia : Kurang
reaktif dibanding senyawa organik yang memiliki gugus fungsi,Tidak
bereaksi dengan asam (stabil), Dapat bereaksi dengan halogen
Contoh : CH4 : metana CH3 : metil dan C2H6 : etana C2H5 : etil (Riswiyanto:2009).
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron
secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang
sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan
elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan,
sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang
diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi)
disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi
ini untuk membentuk sebuah reaksi dan reaksi keseluruhannya disebut
reaksi redoks (Irwandi:
2012).
Reaksi redoks dalam reaksi
organik dapat dilihat dari bilangan oksidasi atom karbon yang mengalami
perubahan, bila bilangan itu naik disebut oksidasi dan turun disebut reduksi. Reaksi adisi adalah penambahan masing-masing satu gugus
atau dua atom kerbon yang mempunyai ikatan rangakap, sehingga menghilangkan
ikatan phi atau rangkanya. (Abduloh,2007)
C = C + XY
– C – C –
X Y
Nama reaksi bergantung pada gugus penyerang (X atau Y), mungkin
hidrogen, halogen (Cl2 dan
Br2) hidrogen halida (HBr) dan air (Abduloh,2007).
2.2 Prosedur Kerja (Anonim,
2015)
1.
Reaksi Pengesteran
a.
Disiapkan sebuah tabung reaksi diisi dengan 2mL alcohol
50%, 2 mL asam asetat 6 M, dan 4 tetes H2SO4 pekat.
b.
Panaskan beberapa menit.
c.
Kemudian tuangkan kedalam tabung reaksi lain yang
telah diisi 3 mL air.
d.
Cium bau reaksi tersebut.
2.
Reaksi Redoks
a.
Disiapkan sebuah tabung reaksi isi dengan 2 mL alcohol
50 %, 3 tetes H2SO4 pekat, dan 4 mL larutan Kalium
dikromat (K2 Cr2 O7) 0,1 M.
b.
Ditutup dengan gabus
c.
Letakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas
selama beberapa menit.
d.
Amati
perubahan yang terjadi dan cium bau larutan tersebut.
3.
Reaksi Yodoform
a. Disiapkan sebuah tabung reaksi isi dengan 5 mL larutan I2
0,2 M dan 2 mL alcohol.
b. Tambahkan tetes pertetes larutan NaOH 0,1 M, sampai larutan
berwarna kuning pucat.
c. Tutup tabung tersebut dengan gabus kemudian masukkan ke
dalam gelas kimia yang telah diisi air panas selama beberapa menit.
d. Amati perubahan yang terjadi dan cium bau larutan tersebut.
BAB 3 METODE KERJA
3.1
Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan selama percobaan adalah
tabung reaksi, lampu spirtus, rak tabung, penjepit tabung, gabus, pipet tetes,
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan selama percobaan adalah alcohol
50%, asam asetat, asam sulfat, kalium dikromat,
3.3 Cara Kerja
1.
Reaksi Pengesteran
Disiapkan sebuah tabung reaksi
diisi dengan 2mL alcohol 50%, 2 mL asam asetat 6 M, dan 4 tetes H2SO4
pekat. dipanaskan beberapa menit. dituangkan kedalam tabung reaksi lain
yang telah diisi 3 mL air. Cium bau reaksi tersebut.
2.
Reaksi Redoks
Disiapkan sebuah tabung reaksi isi
dengan 2 mL alcohol 50 %, 3 tetes H2SO4 pekat, dan
4 mL larutan Kalium dikromat (K2 Cr2 O7) 0,1
M. Ditutup dengan gabus dan diletakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas
selama beberapa menit. Diamati perubahan yang terjadi dan cium bau larutan
tersebut.
3.
Reaksi Yodoform
Disiapkan
sebuah tabung reaksi isi dengan 5 mL larutan I2 0,2 M dan 2 mL alcohol.
Ditambahkan tetes pertetes larutan NaOH 0,1 M, sampai larutan berwarna
kuning pucat. Ditutup tabung tersebut dengan gabus kemudian dimasukkan ke dalam
gelas kimia yang telah diisi air panas selama beberapa menit. Diamati perubahan
yang terjadi dan cium bau larutan tersebut.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil praktikum
A.
Reaksi Pengesteran
Zat-zat yang direaksikan
|
Hasil Reaksi
|
2 mL alkohol 50% + 2mL asam asetat + 5
tetes H2SO4
|
Berbau cuka
|
B.
Reaksi Redoks
Zat-zat yang direaksikan
|
Hasil Reaksi
|
2 mL alkohol 50% + Kalium dikromat + 5
tetes H2SO4
|
Tidak bereaksi
|
C.
Reaksi Yodoform
Zat-zat yang direaksikan
|
Hasil Reaksi
|
5 mL I2 0,2 M+ 2 mL alkohol
50% + + 5 tetes NaOH gelas piala berisi air panas
|
Menjadi kuning pucat berubah menjadi
kuningn dan berbau betadin
|
4.2 Reaksi
A.
Reaksi Pengesteran
O O
CH3 C
OH + CH3CH2OH CH3 C
O CH2CH3 +H2O
B. Reaksi Redoks
3 CH3CH2OH + 2 K2Cr2O7 + 8H2SO4 3 CH3COOH + 2Cr (So4)3 + 2 K2SO4 +
11 H2SO4
C. Reaksi Yodoform
I2 + 2 NaOH NaO
+ Na I + H2O
O
CH3CH2OH + Na I O + NaOH CH3 C ONa + NaI +H2O
4.3 Pembahasan
Senyawa karbon merupakan semua senyawa
yang mengikat atom karbon (C), dengan pengecualian senyawa karbon
seperti oksida karbon, karbonat,dan sianida. Cabang ilmu kimia yang
mempelajari tentang senyawa karbon disebut kimia karbon (kimia organik).
Reaksi-reaksi
kimia pada senyawa karbon dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe, diantaranya
reaksi adisi, esterifikasi, polimerisasi, yodoform, reaksi redoks, reaksi
subtitusi dan eliminasi. Pada percobaan
ini akan diamati tentang reaksi esterifikasi, redoks, dan yodoform dimana
masing-masing reaksi memiliki ciri khas.
Reaksi
esterifikasi adalah reaksi pembentukan ikatan ester dimana pada percobaan ini
ester dibuat dari alkohol dan asam karboksilat menggunakan katalis asam. Pada
percobaan ini setelah alcohol 50% ditambahkan dengan asam asetat, dan
asam sulfat encer menghasilkan bau cuka seharusnya menghasilkan bau khas balon
tetapi, dikarenakan tidak memakai asam sulfat pekat maka, menghasilkan bau
asam. Alcohol bereaksi dengan asam asetat dalam reaksi pengesteran
karena ester dibuat dari reaksi alcohol dengan katalis asam contoh asam asetat
dan asam sulfat.
Reaksi
yodoform adalah reaksi haloform atau pembuatan senyawa halaform. Untuk yodoform
berarti akan dihasilkan senyawa CHl3.
Jenis-jenis Reaksi. Pada reaksi yodoform ketika dicampurkan larutan iodoform dengan alcohol tersebut terjadi perubahan pada larutan menjadi kuning pucat dan setelah dimasukkan tetes pertetes NaOH larutan tersebut menjadi bening kemudian kedalam gelas kimia berisi air panas dan ditutup dengan gabus berbau betadin
Jenis-jenis Reaksi. Pada reaksi yodoform ketika dicampurkan larutan iodoform dengan alcohol tersebut terjadi perubahan pada larutan menjadi kuning pucat dan setelah dimasukkan tetes pertetes NaOH larutan tersebut menjadi bening kemudian kedalam gelas kimia berisi air panas dan ditutup dengan gabus berbau betadin
Percobaan
pada reaksi redoks tidak bereaksi dikarenakan tidak menggunakan asam sulfat
pekat melainkan encer. Adapun faktor lain yang mempengaruhi reaksi ini adalah
alat yang tidak steril, bagus atau tidaknya pereaksi.
BAB
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa :
1.
Reaksi
pengesteran menghasilkan bau asam atau berbau cuka karena alcohol
bereaksi dengan katalis asam membentuk ester.
2.
Reaksi yodoform
berubah dari kuning pucat menjadi bening dan berbau betadin.
3.
Reaksi redoks
pada peraktikum ini tidak berekasi dikarenakan beberapa faktor
5.2 Saran
Sebaiknya setiap
pereaksi diperiksa dengan teliti terlebih dahulu sebelum
yang digunakan agar tidak terjadi kesalahan dalam praktek dan diharapkan semua
praktikan untuk tidak membuat para asisten menunggu pada pengambilan bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik Farmasi. UNSRI.
G.B, Abdulloh. 2007. “Mengidentifikasi senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak
jenuh dengan cara reaksi adisi dan oksidasi”. Jurnal Hidrokarbon. Diakses
pada 06 Juni 2013.
Hart, dkk.2003.Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat
edisi kesebelas.Jakarta:Erlangga
Irwandi, Dedi.2012.Experiment's book of General
Chemistry II.Jakarta:P.IPA-FITK Press
Riswiyanto.2009.Kimia
Organik.Jakarta:Erlangga.
LAMPIRAN
A. Skema kerja
1. Reaksi
pengesteran
Siapkan alat dan bahan
Isi tabung reaksi dengan 2 mL alcohol 50% + 2 mL asam
asetat + 4 tetes asam sulfat pekat
Panaskan beberapa menit
Tuangkan reaksi tersebut kedalam
tabung reaksi lainnya yang telah diisi air
Cium bau larutan
2. Reaksi redoks
Siapkan alat dan bahan
Isi tabung reaksi dengan 2 mL
alcohol 50%, 3 tetes asam sulfat pekat dan 4 mL kalium dikromat 0,1 M
Tutup tabung tersebut dengan gabus
Letakkan kedalam gelas kimia yang
berisi air panas selama beberapa menit
Amati perubahan yang terjadi dan cium baunya
3. Reaksi yodoform
Siapkan alat dan bahan
Isi tabung reaksi dengan 2 mL
larutan iodium 0,2 M dan 2 mL alcohol
Tambahkan tetes pertetes larutan
NaOH 0,1 M sampai berwarna kuning pucat
Tutup tabung reaksi dengan gabus
letakkan dalam gelas kimia yang
berisi air panas selama beberapa menit
Amati perubahan yang terjadi dan
cium baunya
B. Gambar
1. Reaksi redoks
2 mL
alcohol 50% + 3 tetes H2SO4pekat
+ 4 mL larutan K2Cr2O4 0,1 M tetap dan
tidak bereaksi warna orange
|
2.
Reaksi pengesteran
Tabung berisi air setelah dituangkan tabung diatas warna tidak
berubah dan berbau asam
|
Tabung berisi 2 mL alcohol 50% + asam asetat 2 mL 6M + H2SO4pekat
|
3.
Reaksi yodoform
Tabung berisi alkohol 5 mL + I2 0,2 M berwarna
kuning pucat
|
Sebelum ditambahkan NaOH
Tabung berisi alkohol 5 mL + I2
0,2 M +NaOH 0,1M Berubah warna dari kuning pucat menjadi bening Sebelum dipanaskan
|
Sebelum
dipanaskan
Tabung berisi alkohol 5 mL + I2
0,2 M +NaOH 0,1M Berubah warna dari kuning pucat menjadi bening setelah dipanaskan dan berbau betadin
|
Sesudah ditambahkan NaOH
Semoga Bermanfaat
P-67
Tidak ada komentar:
Posting Komentar