Rabu, 20 Januari 2016

Senyawa Karbon


by: Perdana Putra

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Senyawa karbon merupakan semua senyawa yang mengikat atom karbon (C), dengan pengecualian senyawa karbon seperti oksida karbon, karbonat,dan sianida. Reaksi-reaksi kimia pada senyawa karbon adalah reaksi adisi, esterifikasi, polimerisasi, yodoform, dan reaksi redoks. Pada percobaan ini akan diamati tentang reaksi adisi, polimerisasi, esterifikasi, redoks, dan yodoform dimana masing-masing reaksi memiliki ciri khas.
Pada percobaan ini kita melakukan 3 reaksi yaitu, reaksi pengesteran, reaksi redoks dan reaksi yodoform. Esterifikasi adalah suatu asam karbosilat dan alcohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini bisa juga disebut dengan esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus –COOH dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Redoks singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Oksidasi menjelaskan perlepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion sedangkan reduksi menjelaskan penambahan electron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
Yodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol atau aseton dan asetaldehid asam suasana basa. Reaksi yodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH) sehingga menghasilkan iodoform.


1.2  Maksud Praktikum
Mempelajari beberapa aspek yang terkait dengan reaksi-reaksi senyawa karbon seperti reaksi adisi, polimerisasi, esterifikasi, redoks, dan yodoform.
1.3  Tujuan Praktikum
1.   Mengetahui reaksi adisi, polimerisasi, esterifikasi, redoks, dan yodoform dari beberapa senyawa karbon.
2.   Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Teori Umum
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organic adalah suatu senyawa yang unsure-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen atau fosfor. Pada awalnya karbon ini secara tidak langsung menunjukkan hubungannya dengan system kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organic yang tidak mempunyai hubungan dengan system kehidupan. Hal ini terbukti pada abad ke-19, senyawa organic dapat dibuat dari sumber-sumber yang tidak ada kaitannya dengan system kehidupan. Sebagai contoh Fredric-Wohler pada tahun 1828 telah berhasil membuat urea (urea adalah senyawa organic dari makhluk hidup yang berasal dari urin) dengan jalan menguapkan garam ammonium sulfat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organic (Riswiyanto:2009).
Istilah organik menyiratkan bahwa cabang ilmu kimia ini berkaitan dengan organism, atau makhluk hidup. Semula, kimia organic memang hanya berkenaan dengan zat-zat yang diperoleh dari makhluk hidup. Bertahun-tahun yang lalu, kimiawan menghabiskan banyak waktu untuk mengekstraksi, memurnikan, dan menganalisis zat dari hewan dan tumbuhan. Mereka termotivasi oleh keingintahuan alami tentang materi hidup dan juga oleh keingintahuan alami tantang materi hidup dan juga oleh keinginan untuk memperoleh bahan-bahan untuk obat, zat pewarna, dan produk berguna lainnya dari alam (Hart: 2003).
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung ikatan karbon dengan hidrogen (kecuali karbida, karbonat dan oksida karbon). Contoh senyawa organik : protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, asam amino, asam format dan sebagainya. Contoh senyawa anorganik : air, karbon dioksida, alkohol, natrium khlorida, asam karbonat, dan lain-lain.Perbedaan antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen ( Rudi,2010 ).
Dan sifat dari senyawa organik  diantaranya adalah Sifat fisik : Non polar, tarik-menarik antar molekul lemah, tidak larut dalam air, larut dalam senyawa organik (non polar) dan sedikit polar. Pada suhu kamar dan tekanan 1 atm : C1 – C4 = gas (tidak berbau) ,C5 – C17 = cair (berbau bensin),C18 – dst = padat (tidak berbau), Titik didih senyawa rantai lurus > titik didih senyawa rantai bercabang. Sifat kimia : Kurang reaktif dibanding senyawa organik yang memiliki gugus fungsi,Tidak bereaksi dengan asam (stabil), Dapat bereaksi dengan halogen Contoh : CH4 : metana CH3 : metil dan C2H6 : etana C2H5 : etil (Riswiyanto:2009).
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini untuk membentuk sebuah reaksi  dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks (Irwandi: 2012).
Reaksi redoks dalam reaksi organik dapat dilihat dari bilangan oksidasi atom karbon yang mengalami perubahan, bila bilangan itu naik disebut oksidasi dan turun disebut reduksi. Reaksi adisi adalah penambahan masing-masing satu gugus atau dua atom kerbon yang mempunyai ikatan rangakap, sehingga menghilangkan ikatan phi atau rangkanya. (Abduloh,2007)
           C = C      + XY                                      – C – C –
                                                                           X     Y
Nama reaksi bergantung pada gugus penyerang (X atau Y), mungkin hidrogen, halogen (Cl2 dan Br2) hidrogen halida (HBr) dan air (Abduloh,2007).
2.2 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)
1.    Reaksi Pengesteran
a.   Disiapkan sebuah tabung reaksi diisi dengan 2mL alcohol 50%, 2 mL asam asetat 6 M, dan 4 tetes H2SO4 pekat.
b.   Panaskan beberapa menit.
c.   Kemudian tuangkan kedalam tabung reaksi lain yang telah diisi 3 mL air.
d.   Cium bau reaksi tersebut.
2.    Reaksi Redoks
a.   Disiapkan sebuah tabung reaksi isi dengan 2 mL alcohol 50 %, 3 tetes H2SO4 pekat, dan 4 mL larutan Kalium dikromat (K2 Cr2 O7) 0,1 M.
b.   Ditutup dengan gabus
c.   Letakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit.
d.    Amati perubahan yang terjadi dan cium bau larutan tersebut.
3.    Reaksi Yodoform
a.   Disiapkan sebuah tabung reaksi isi dengan 5 mL larutan I2 0,2 M dan 2 mL alcohol.
b.   Tambahkan tetes pertetes larutan NaOH 0,1 M, sampai larutan berwarna kuning pucat.
c.   Tutup tabung tersebut dengan gabus kemudian masukkan ke dalam gelas kimia yang telah diisi air panas selama beberapa menit.
d.   Amati perubahan yang terjadi dan cium bau larutan tersebut.


BAB 3 METODE KERJA
3.1   Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan selama percobaan adalah tabung reaksi, lampu spirtus, rak tabung, penjepit tabung, gabus, pipet tetes,
3.2   Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan selama percobaan adalah alcohol 50%, asam asetat, asam sulfat, kalium dikromat,
3.3   Cara Kerja
1.    Reaksi Pengesteran
Disiapkan sebuah tabung reaksi diisi dengan 2mL alcohol 50%, 2 mL asam asetat 6 M, dan 4 tetes H2SO4 pekat. dipanaskan beberapa menit. dituangkan kedalam tabung reaksi lain yang telah diisi 3 mL air. Cium bau reaksi tersebut.
2.    Reaksi Redoks
Disiapkan sebuah tabung reaksi isi dengan 2 mL alcohol 50 %, 3 tetes H2SO4 pekat, dan 4 mL larutan Kalium dikromat (K2 Cr2 O7) 0,1 M. Ditutup dengan gabus dan diletakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit. Diamati perubahan yang terjadi dan cium bau larutan tersebut.
3.    Reaksi Yodoform
       Disiapkan sebuah tabung reaksi isi dengan 5 mL larutan I2 0,2 M dan 2 mL alcohol. Ditambahkan tetes pertetes larutan NaOH 0,1 M, sampai larutan berwarna kuning pucat. Ditutup tabung tersebut dengan gabus kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia yang telah diisi air panas selama beberapa menit. Diamati perubahan yang terjadi dan cium bau larutan tersebut.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil praktikum
A.      Reaksi Pengesteran
Zat-zat yang direaksikan
Hasil Reaksi
2 mL alkohol 50% + 2mL asam asetat + 5 tetes H2SO4
Berbau cuka

B.     Reaksi Redoks
Zat-zat yang direaksikan
Hasil Reaksi
2 mL alkohol 50% + Kalium dikromat + 5 tetes H2SO4
Tidak bereaksi

C.     Reaksi Yodoform
Zat-zat yang direaksikan
Hasil Reaksi
5 mL I2 0,2 M+ 2 mL alkohol 50% + + 5 tetes NaOH gelas piala berisi air panas
Menjadi kuning pucat berubah menjadi kuningn dan berbau betadin

4.2 Reaksi
A.  Reaksi Pengesteran
 O                                                            O
CH3       C   OH + CH3CH2OH    CH3     C     O CH2CH3 +H2O
B.  Reaksi Redoks
3 CH3CH2OH + 2 K2Cr2O7       + 8H2SO4            3 CH3COOH + 2Cr (So4)3                                                                              + 2 K2SO4    + 11 H2SO4
C.  Reaksi Yodoform
I2 + 2 NaOH                 NaO + Na I + H2O
                                                                                       O
CH3CH2OH + Na I O + NaOH    CH3        C      ONa + NaI +H2O        
4.3 Pembahasan
            Senyawa karbon merupakan semua senyawa yang mengikat atom karbon (C), dengan pengecualian senyawa karbon seperti oksida karbon, karbonat,dan sianida. Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa karbon disebut kimia karbon (kimia organik).
Reaksi-reaksi kimia pada senyawa karbon dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe, diantaranya reaksi adisi, esterifikasi, polimerisasi, yodoform, reaksi redoks, reaksi subtitusi dan eliminasi. Pada percobaan ini akan diamati tentang reaksi esterifikasi, redoks, dan yodoform dimana masing-masing reaksi memiliki ciri khas.
Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ikatan ester dimana pada percobaan ini ester dibuat dari alkohol dan asam karboksilat menggunakan katalis asam. Pada percobaan ini setelah alcohol 50% ditambahkan dengan asam asetat, dan asam sulfat encer menghasilkan bau cuka seharusnya menghasilkan bau khas balon tetapi, dikarenakan tidak memakai asam sulfat pekat maka, menghasilkan bau asam. Alcohol bereaksi dengan asam asetat dalam reaksi pengesteran karena ester dibuat dari reaksi alcohol dengan katalis asam contoh asam asetat dan asam sulfat.
Reaksi yodoform adalah reaksi haloform atau pembuatan senyawa halaform. Untuk yodoform berarti akan dihasilkan senyawa CHl3.
Jenis-jenis Reaksi. Pada reaksi yodoform ketika dicampurkan larutan iodoform dengan alcohol tersebut terjadi perubahan pada larutan menjadi kuning pucat dan setelah dimasukkan tetes pertetes NaOH larutan tersebut menjadi bening kemudian kedalam gelas kimia berisi air panas dan ditutup dengan gabus berbau betadin
Percobaan pada reaksi redoks tidak bereaksi dikarenakan tidak menggunakan asam sulfat pekat melainkan encer. Adapun faktor lain yang mempengaruhi reaksi ini adalah alat yang tidak steril, bagus atau tidaknya pereaksi.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa :
1.   Reaksi pengesteran menghasilkan bau asam atau berbau cuka karena alcohol bereaksi dengan katalis asam membentuk ester.
2.   Reaksi yodoform berubah dari kuning pucat menjadi bening dan berbau betadin.
3.   Reaksi redoks pada peraktikum ini tidak berekasi dikarenakan beberapa faktor
5.2 Saran
Sebaiknya setiap pereaksi diperiksa dengan teliti terlebih dahulu sebelum yang digunakan agar tidak terjadi kesalahan dalam praktek dan diharapkan semua praktikan untuk tidak membuat para asisten menunggu pada pengambilan bahan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik  Farmasi. UNSRI.

G.B, Abdulloh. 2007. “Mengidentifikasi senyawa hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh dengan cara reaksi adisi dan oksidasi”. Jurnal Hidrokarbon. Diakses pada 06 Juni 2013.

Hart, dkk.2003.Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat edisi kesebelas.Jakarta:Erlangga

Irwandi, Dedi.2012.Experiment's book of General Chemistry II.Jakarta:P.IPA-FITK Press

Riswiyanto.2009.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga.


LAMPIRAN

A.    Skema kerja
1.   Reaksi pengesteran
Siapkan alat dan bahan
 


Isi tabung reaksi dengan 2 mL alcohol 50% + 2 mL asam asetat + 4 tetes asam sulfat pekat
 


Panaskan beberapa menit
 


Tuangkan reaksi tersebut kedalam tabung reaksi lainnya yang telah diisi air
 


Cium bau larutan

2.   Reaksi redoks
Siapkan alat dan bahan
 

Isi tabung reaksi dengan 2 mL alcohol 50%, 3 tetes asam sulfat pekat dan 4 mL kalium dikromat 0,1 M
 


Tutup tabung tersebut dengan gabus
 



Letakkan kedalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit
 


Amati perubahan yang terjadi dan cium baunya


3.   Reaksi yodoform
Siapkan alat dan bahan
 


Isi tabung reaksi dengan 2 mL larutan iodium 0,2 M dan 2 mL alcohol
 


Tambahkan tetes pertetes larutan NaOH 0,1 M sampai berwarna kuning pucat
 



Tutup tabung reaksi dengan gabus
 


letakkan dalam gelas kimia yang berisi air panas selama beberapa menit
 


Amati perubahan yang terjadi dan cium baunya



B.   Gambar
1.   Reaksi redoks                              
2 mL alcohol 50% + 3 tetes     H2SO4pekat + 4 mL larutan K2Cr2O4 0,1 M tetap dan tidak bereaksi warna orange
               
2.   Reaksi pengesteran
Tabung berisi air setelah dituangkan tabung diatas warna tidak berubah dan berbau asam
Tabung berisi 2 mL alcohol 50% + asam asetat 2 mL 6M + H2SO4pekat
                          



3.   Reaksi yodoform
Tabung berisi alkohol 5 mL + I2 0,2 M berwarna kuning pucat
       Sebelum ditambahkan NaOH

Tabung berisi alkohol 5 mL + I2 0,2 M +NaOH 0,1M Berubah warna dari kuning pucat menjadi bening Sebelum dipanaskan    
           Sebelum dipanaskan    

Tabung berisi alkohol 5 mL + I2 0,2 M +NaOH 0,1M Berubah warna dari kuning pucat menjadi bening setelah dipanaskan   dan berbau betadin
   Sesudah ditambahkan NaOH






Semoga Bermanfaat 

P-67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar